23
- September
2013
Posted By : Brawijaya Mengajar
Kegiatan Belajar Mengajar “Brawijaya Mengajar” Minggu ke III

Entah kenapa udara terasa tetap menusuk tulang saat kami datang, jalan juga masih berkelok tajam ketika hati kami tersigap untuk melebarkan sayap ke sebuah desa elok nun jauh disana. Tapi untungnya teman, mentari pagi itu masih disana , tersenyum indah dan terus membantu kami merasakan panas di tengah bekunya hawa.

Sebuah tempat yang jauh dari hiruk pikuk lampu kota , jauh dari ganasnya polusi , masih terhindar dari kemudahan akses pendidikan, desa tawangsari kec pujon.

Perasaan senang menyergap hati kami ketika akhirnya berhasil menginjakkan kaki kembali untuk ketiga kalinya disana, di sebuah sekolah sederhana , sekolah MI Miftahul Ulum II, sabtu, 20 September 2013 kami akan memulai pengabdian kami yang ketiga , memberi apa yang kami bisa dan melakukan sesuai dengan apa yang kita punya.

Pelajaran KBM dimulai…….

Para mentor yang siap dengan materi yang akan diajarkan kepada adik-adik sigap berdiri dan bergegas menuju kelas masing-masing. 3 mata pelajaran yang diajarkan adalah Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia . Setiap mentor berusaha mengajarkan masing-masing mata pelajaran dengan baik. Sedangkan para mentor dan panitia yang kebetulan belum memiliki jadwal mengajar, berkumpul rapi di sebuah ruangan perpustakaan dari sekolah tersebut. “Buku adalah jendela dunia , dengan banyak membaca buku , makin banyak pengetahuan” entah mengapa ketika membaca tulisan itu terpampang rapi di salah satu pojok perpustakaan, rasa haru tiba-tiba merayap ke seluruh kalbu yang kadang lupa untuk terketuk. Kalimat yang cukup sederhana namun penuh makna jika kita sanggup menghayatinya. Mari kita renungkan kembali, seberapa mudah anak kota mengakses buku-buku yang berkualitas? Jawabannya sangat-sangat mudah , tersedia toko buku di tengah kota , perpusatakaan kota pun masih berdiri megah di salah satu jalan raya kota. Lalu apa kita sudah memanfaatkannya semaksimal mungkin ? itulah yang membuat perasaan haru semakin membuncah. Sedangkan anak-anak di sekolah ini haruslah berjuang untuk mengakses buku yang mereka inginkan, betapa tidak ….dari desa ini masih butuh sekitar 1 jam untuk menuju kota dan hanya di kota lah buku-buku yang mereka inginkan itu tersedia dijual. Memang mereka memiliki perpustakaan di sekolah namun terkadang buku-buku yang terdapat di perpustakaan mereka pun belumlah cukup lengkap kami kira untuk memenuhi rasa dahaga mereka akan pengetahuan. Mari kita renungi dan hayati ……

“Buku adalah jendela dunia ,

dengan banyak membaca buku ,

makin banyak pengetahuan”

 

Ketika bel berbunyi….

Para mentor, panitia , dan murid murid akhirnya menikmati waktu istirahat mereka. Waktu-waktu ini digunakan para mentor dan panitia untuk berkoordinasi mengenai ekstrakulikuler yang akan diberikan selepas pulang sekolah nanti. Kali ini para mentor dan panitia akan memberikan ekstrakulikuler berupa puisi dan pantun, tema yang sangat menantang bagi para mentor dan panitia. Sebelum lanjut mengabdi , para mentor dan panitia mengisi tenaga dengan makan siang yang telah disediakan warga sekitar. Begitu sederhana , namun juga begitu membahagiakan. Suasana makan penuh keakraban dan kehangatan antar panitia, mentor dan juga satu atau dua murid yang terkadang menyelinap ingin menikmati santap siang bersama para mentor benar-benar bersahaja.

Akhirnya waktu ektrakulikuler tiba tapat pukul 13.00 para mentor menyebar ke kelas-kelas , menyampaikan materi mengenai puisi dan pantun . Di salah satu kelas terlihat jelas semangat mereka untuk belajar mengenai tema kali ini , setelah mentor menjelaskan serta mencontohkan membaca puisi, satu persatu murid-murid dengan antusias mencoba membaca puisi di depan kelas. Meski teknik nya belum lah sempurna, ada satu hal yang sudah sempurna, semangat mereka.

Sebelum kami mengakhiri kegiatan , kami melakukan evaluasi secara menyeluruh. Kemajuan dan kendala yang dirasakan masing-masing mentor kami diskusikan. Para mentor begitu detail dan jeli dalam mengevaluasi masing-masing anak didik mereka, mungkin itulah bentuk perhatian luar biasa mentor terhadap muridnya. Kendala demi kendala kita rundingkan bersama agar kendala tersebut dapat segera diatasi dan program ini tetap berjalan lancar.

Mereka (para penerus bangsa nun jauh disana) begitu semangat dan hebat , semoga apimu terus menyala nak !

Leave a Reply